Kado Lebaran Yatim: Meratap di Balik Kehilangan

Hari ini, Rabu 3 April 2024, senyum-senyum palsu menyamar kelam di wajah-wajah para siswa dan guru di SMP Isam Terpadu Iqro Nogosari. Meski mereka berusaha tersenyum, namun hati mereka terasa hampa. Di balik keceriaan Ramadhan dan kebaikan yang diupayakan, masih terselip kisah-kisah sedih yang terkadang sulit diterima oleh akal sehat.

Kegiatan berbagi Kado Lebaran Yatim yang diadakan hari ini, mungkin terlihat sukses di mata banyak orang. Namun, bagi mereka yang mengetahui lebih dalam, setiap kado yang dibagikan membawa cerita sendiri-sendiri. Kegiatan ini hanya mungkin terlaksana berkat kerjasama dengan Iqro Peduli dan para donatur yang telah menyumbangkan sebagian dari rezeki mereka.

Dari kerjasama ini, terkumpul lah donasi sebanyak 87 paket Kado Lebaran Yatim. Setiap paket itu, diharapkan menjadi cahaya kecil dalam kehidupan anak-anak yatim piatu di sejumlah Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah di sekitar Kecamatan Nogosari. Namun, di balik angka-angka dan daftar nama anak-anak penerima, tersirat kisah-kisah pilu yang tak terungkapkan.

Salah satu kisah yang mengiris hati adalah tentang seorang siswa dari MI Putat. Beberapa tahun yang lalu, ia sudah kehilangan ibunya. Namun, yang membuat hatinya semakin hancur adalah ketika ia baru saja diberitahu Kepala Sekolah bahwa ayahnya juga telah meninggal setahun yang lalu. Air mata tak dapat dibendung lagi mengalir membasahi pipinya saat ia menyadari kenyataan yang memilukan itu. Guru-gurunya berusaha menenangkannya, namun luka dalam hatinya mungkin sulit untuk disembuhkan.

Di sela-sela pembagian Kado Lebaran Yatim, Ketua Panitia, Bambang Setyawan, berusaha untuk menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam kegiatan ini. "Alhamdulillah, tahun ini kita dapat menyalurkan Kado Lebaran Yatim sejumlah 87 paket untuk anak-anak yatim di sekitar Kecamatan Nogosari," ujarnya dengan suara yang gemetar, mencoba menutupi kesedihan yang melanda.

Kado Lebaran Yatim, bagi sebagian orang, mungkin hanya sekedar angka dan barang. Namun bagi mereka yang mengalaminya, setiap kado membawa beban berat kehilangan yang sulit dilupakan. Semoga kebaikan yang terus diupayakan dapat menjadi pencerahan bagi hati yang terluka dan terpendam.